Monday, November 28, 2016

Alfin Dwi : laporan PKL di PT.PELINDO 3 Surabaya

LAPORAN MAGANG
DI PT. PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO)
CABANG TANJUNG PERAK SURABAYA

JUDUL :
PROSES BONGKAR MUAT PETIKEMAS DI TERMINAL MIRAH PT. PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) CABANG TANJUNG PERAK SURABAYA
DISUSUN OLEH :
NAMA            : ALFIN DWI CAHYANI
NRP                : 2141933
JURUSAN      : KETATALAKSANAAN PELAYARAN NIAGA DAN KEPELABUHAN
‘AKADEMI KETATALAKSANAAN PELAYARAN NIAGA’
(BAHTERA)
JL.BANTUL KM 3 DUKUH MJ 1221 YOGYAKARTA KODE POS 55142
TELP/FAX (0274) 381489, 414515
2016


HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN MAGANG
TARUNA/I AKPN ‘BAHTERA’ YOGYAKARTA
DI PT.PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO)
CABANG TANJUNG PERAK SURABAYA

Dengan ini saya menyatakan :
            Nama: Alfin Dwi Cahyani
            NRP  : 2141933
            Prodi : Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga Dan Kepelabuhan
Telah melaksanakan kegiatan magang di PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)  selama 1 bulan, Mulai tanggal 11 Juli 2016 sampai dengan 12 Agustus 2016.
Surabaya, 12 Agustus 2016
Mengetahui

Human Resources Development                                             Pembimbing

Nila Kartika                                                                Noto Kristiawan





KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan yang berjudul ”Proses Kegiatan Bongkar Muat Pada PetiKemas” dengan baik dan benar.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung penulis dalam pembuatan proposal ini,antara lain :
1.      Ibu Evada Rustina,S.E,M.M selaku Direktur AKPN “BAHTERA” Yogyakarta yang telah memberikan kami waktu untuk magang.
2.      Ibu Nila Kartika selaku HRD PT.PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) Cabang Tanjung Perak Surabaya.
3.      Bapak Retno Pujianto selaku Asisten Manager Operasi Pelayanan di Terminal Nilam Mirah yang telah memberikan kami tempat untuk melakukan kegiatan magang.
4.      Bapak Noto Kristiawan selaku Supervisor Operasi Penumpukan di Terminal Mirah serta selaku pembimbing selama penulis melakukan kegiatan magang.
5.      Bapak/ibu serta semua pihak yang dengan tulus memberikan semangat, doa, dan dukungan baik moril maupun materi dalam penulisan laporan ini.
Tidak dapat dipungkiri tak ada sesuatu yang sempurna. Seperti halnya penulis dalam penulisan laporan ini banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu demi kesempurnaan laporan ini, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Penulis berharap mudah-mudahan laporan hasil praktik ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, 12 Agustus 2016

Penulis


DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................... i
Halaman Pengesahan.......................................................................................... ii
Kata pengantar................................................................................................... iii
Daftar Isi............................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A.    Latar Belakang....................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................... 2
C.     Maksud Dan Tujuan............................................................................... 2
D.    Manfaat.................................................................................................. 3
E.     Metodelogi............................................................................................. 3
BAB II DATA UMUM PERUSAHAAN........................................................ 5
A.    Sejarah PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)....................................... 5
B.     Visi Misi Dan Tujuan.............................................................................. 7
C.     Struktur Organisasi PT. Pelabuhan Idonesia III (Persero)..................... 7
D.    Fasilitas PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)..................................... 9
BAB III PEMBAHASAN................................................................................. 12
A.    Prosedur Pelayanan Petikemas............................................................... 12
1.      Persyaratan Kegiatan Pelayanan Pengguna Jasa.............................. 12
2.      Perencanaan Penetapan Penyandaran Kapal.................................... 13
B.     Dokumen, Peralatan, Jaenis Dan Penandaan Petikemas........................ 14
1.      Dokumen Pemuatan Petikemas........................................................ 14
2.      Alat Yang Digunakan Pada Petikemas............................................ 15
3.      Jenis Petikemas................................................................................. 19
4.      Penandaan Petikemas....................................................................... 22
C.     Proses Bongkar Muat Petikemas............................................................ 23
1.      Penetapan Open Stack...................................................................... 23
2.      Persiapan Sebelum Kegiatan Stack Di CY....................................... 24
3.      Proses Penerimaan Petikemas (Receiving)........................................ 24
4.      Proses Penumpukan Petikemas Di CY (Stack)................................. 25
5.      Dari CY Ke Dermaga (Haulage)...................................................... 28
6.      Dermaga Keatas Kapal (Stevedoring)............................................... 29
7.      Proses Bongkar Pada Kapal (Delivery)............................................ 30
a. Proses Ke CY (Stuffing Stripping)................................................ 31
b. Proses Keluar Pelabuhan (Delivery)............................................. 32
8.      Proses Bongkar Muat Truck Loosing (TL)....................................... 33
D.    Kapasitas Lapangan Penumpukan.......................................................... 33
E.     Tarif........................................................................................................ 35
1.      Jenis Tarif......................................................................................... 35
2.      Perhitungan Tarif Dalam Kegiatan Bongkar Muat Petikemas......... 36
BAB IV PENUTUP........................................................................................... 38
A.    Kesimpulan............................................................................................. 38
B.     Saran....................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 41
LAMPIRAN...................................................................................................... 42
1.      Lampiran kapasitas lapangan penumpukan harian di CY yang terpakai pada tgl 1 Agustus 2016.
2.      Lampiran kapasitas lapangan penumpukan bulanan di CY pada bulan Juli 2016.
3.      Lampiran  daftar tarif.
4.      Lampiran Nota MV.Relience yang dibayarkan oleh Agen Pelayaran dalam melakukan proses bongkar muat petikemas.
5.      Lampiran ship berth plan.
6.      Lampiran Dokumen Loading List.
7.      Lampiran dokumen Bay Block.
8.      Lampiran dokumen tally sheet.
9.      Lampiran EIR.
10.  Lampiran job order.
11.  Lampiran surat jalan.
12.  Lampiran booking slot pra meeting.



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Kegiatan magang Taruna/I AKPN’BAHTERA’ Yogyakarta yang dilakukan setiap tahun merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu proses belajar bagi para Taruna/I terutama untuk semester IV yang akan menuju ke semester V guna untuk memperdalam ilmu di bidang kemaritiman. Selain itu hal ini juga di tempuh untuk lebih mendekatkan Taruna/I dengan dunia kerja yang sesuai dengan bidang ilmu yang kita pelajari.
Dengan kata lain bahwa kegiatan magang ini sangat penting untuk membantu Taruna/I untuk mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh di Akademi dengan dunia kerja yang sebenarnya. Disamping itu kegiatan magang ini juga dapat menambah wawasan Taruna/I dalam berpola pikir dan bertindak dalam memecahkan masalah di lingkungan kerja.
Tujuan di adakannya magang bagi Taruna/I ini juga nantinya akan kita bahas dan di seminarkan pada mata kuliah “seminar KPN” pada semester V. Kami berharap Taruna/I dapat melakukan kegiatan magang dengan sungguh-sungguh dan melakukannya dengan baik sesuai dengan tempat dan bidangnya masing-masing.
Pelabuhan Tanjung Perak sebagai salah satu pelabuhan besar yang ada di lingkungan PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)  Surabaya, dimana di dalamnya terdapat beberapa terminal pelabuhan guna untuk melakukan suatu kegiatan pelayaran. Seperti halnya dalam proses kegiatan bongkar muat petikemas di Terminal Mirah.
Pada kegiatan magang ini Taruna/I banyak mempelajari proses kegiatan bongkar muat pada petikemas, general cargo, dan bongkar muat mobil pada Kapal Ro-Ro, serta kegiatan aktivitas di lapangan yang berada di lingkungan Terminal Mirah di PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)  Cabang Tanjung Perak Surabaya.

B.     RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang akan di bahas dalam laporan magang ini yaitu :
1.      Bagaimana proses pelayanan petikemas di terminal Mirah PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Tanjung Perak Surabaya ?
2.      Bagaimana proses kegiatan bongkar muat petikemas di terminal Mirah PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Tanjung Perak Surabaya ?
3.      Dokumen dan peralatan apa saja yang digunakan pada saat proses bongkar muat ?
4.      Jenis petikemas apa saja di lapangan penumpukan Terminal Mirah PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Tanjung Perak Surabaya ?
5.      Seberapa besarkah kapasitas lapangan penumpukan (Container Yard) yang tersedia pada petikemas yang ada di Terminal Mirah PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Tanjung Perak Surabaya ?
6.      Berapa tarif yang harus di bayarkan oleh pengguna jasa dalam melakukan satu kali proses bongkar muat petikemas ?

C.    MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun tujuan penulis dalam mengadakan penelitian yaitu :
1.      Untuk mengetahui proses kegiatan bongkar muat pada petikemas yang mengacu pada standar yang ditetapkan oleh perusahaan.
2.      Untuk mengetahui upaya yang dilakukan PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) dalam mencapai target produktivitas (Through Put) bongkar muat petikemas sesuai dengan target perusahaan.
3.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kecepatan proses bongkar muat petikemas.
4.      Untuk menganalisa hambatan dan kendala apa sajakah yang terjadi dalam upaya penanganan proses bongkar muat petikemas.

D.    MANFAAT
Adapun manfaat bagi penulis dalam penelitian yaitu :
1.      Manfaaat bagi peneliti
Guna menambah wawasan ilmu pengetahuan, khususnya kemaritiman, dan dapat mengerti dan memahami bagaimana proses kegiatan bongkar muat yang ada di pelabuhan, serta merupakan pengalaman yang berharga di masa depan.
2.      Manfaat bagi perusahaan
Memperoleh masukan bagi kemajuan yang baik bagi perusahaan dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan pihak akademi khususnya AKPN”BAHTERA”Yogyakarta.
3.      Manfaat bagi pembaca
Semoga dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan kemaritiman tentang proses bongkar muat petikemas, khususnya di PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)  Cabang Tanjung Perak Surabaya.

E.     METODELOGI
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode penelitian sebagai berikut :
1.      Jenis data :
Dalam penelitian ini penulis ini menggunakan dua jenis data yang digunakan diantaranya :
a.       Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dengan melakukan wawancara langsung pada karyawan dan dokumentasi PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Tanjung Perak Surabaya.
b.      Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari divisi operasional dan dokumentasi berupa data bulanan dan dokumen yang berisikan kinerja pelayanan kapal tentang kinerja bongkar muat petikemas,serta bentuk-bentuk data pendukung lainnya.
2.      Metode pengumpulan
Dalam penelitian ini penulis ini menggunakan dua metode pengumpulan data yang digunakan diantaranya :
a.       Penelitian lapangan
1)      Wawancara yaitu usaha untuk memperoleh data dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden dalam hal ini adalah karyawan yang terlibat langsung dalam kinerja operasional pelayanan bongkar muat.
2)      Observasi yaitu pengamatan secara langsung terutama pengamatan tentang proses bongkar muat petikemas di terminal mirah mulai dari pelayanan petikemas, prosedur masuknya petikemas hingga pada proses kegiatan bongkar muat petikemas ke kapal.
b.      Penelitian kepustakaan
Memperoleh data-data melalui studi kepustakaan yaitu berupa jurnal, buku acuan dan media cetak lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
3.      Teknik analisis data
Untuk menganalisis data, penulis menggunakan analisis asosiatif. Dalam hal ini membandingkan produktivitas bongkar muat petikemas di PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Tanjung Perak Surabaya di Terminal Mirah.



BAB II
DATA UMUM PERUSAHAAN

A.    SEJARAH PT. PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO)
Tanjung perak merupakan salah satu gerbang Indonesia, yang berfungsi sebagai kolektor dan distributor barang dari dan ke kawasan Timur Indonesia, termasuk provinsi Jawa Timur karena letaknya yang strategis dan didukung oleh hinterland yang potensial maka pelabuhan Tanjung Perak juga merupakan Pusat Pelayaran Intersulair kawasan Timur Indonesia.
Dahulu kapal-kapal samudera membongkar dan memuat barang-barangnya diselat Madura untuk kemudian dengan tongkang dan perahu-perahu dibawa ke Jembatan Merah (pelabuhan pertama waktu itu) yang berada dijantung kota Surabaya melalui sungai kalimas. Karena perkembangan  lalu lintas perdagangan dan peningkatan arus barang serta bertambahnya arus transportasi maka fasilitas dermaga di Jembatan Merah itu akhirnya tidak mencukupi. Kemudian pada tahun 1875 Ir. W. De Jongth menyusun rencana pembangunan Pelabuhan Tanjung Perak agar dapat memberikan pelayanan kapal-kapal samudera membongkar dan memuat secara langsung tanpa melalui tongkang-tongkang dan perahu-perahu, akan tetapi rencana ini kemudian ditolak karena biayanya sangat tinggi. Selama abad 19 tidak ada pembangunan fasilitas pelabuhan, padahal lalu lintas angkutan barang ke jembatan Merah terus meningkat. Sementara rencana pembangunan pelabuhan yang disusun Ir. W. De Jongth dibiarkan terlantar.
Pada sepuluh tahun pertama abad ke-20 In W. B. Van Goor membuat rencana yang lebih realistic yang menekankan suatu keharusan bagi kapal-kapal samudera untuk merapatkan kapalnya pada kade / tambatan. Dua orang ahli di datangkan dari Belanda yaitu Prof.DR. Kraus dan GJ. De jong untuk memberikan suatu saran mengenai rencana pembangunan pelabuhan Tanjung Perak.
Setelah tahun 1910, pembangunan fisik Pelabuhhan Tanjung Perak dimulai dan selama dilaksanakan pembangunan ternyata banyak sekali permintaan untuk menggunakan kade / tambatan yang belum seluruhnya selesai.
Dengan selesainya pembangunan kade / tambatan kapal-kapal samudera dapat bongkar muat di pelabuhan. Pelabuhan kalimas selanjutnya berfungsi untuk melayani angkutan tradisional dan kapal-kapal layar. Sementara itu pelabuhan yang terletak pada Jembatan Merah secara perlahan mulai ditingggalkan.
Sejak saat itulah, Pelabuhan Tanjung Perak telah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perkembangan ekonomi dan memiliki peran penting, tidak hanya bagi peningkatan lalu lintas perdagangan di Jawa Timur tetapi juga bagi seluruh kawasan Timur Indonesia.
Untuk mendukung peranan itu pada tahun 1983 telah diselesaikan pembangunan terminal antar pulau yang kemudian diberi nama Terminal Mirah, untuk keperluan pelayanan penumpang kapal laut antar pulau juga di bangun terminal penumpang yang terletak di kawasan Jamrud bagian Utara.
Berdampingan dengan terminal penumpang antar pulau dibangun pula terminal ferry untuk pelayanan penumpang Surabaya-Madura yang beroperasi 24 jam penuh.
Seiring dengan berjalannya waktu, Pelabuhan Tanjung Perak telah membuktikan peranan strategisnya sebagai pintu gerrbang laut nasional (gatrway port). Untuk itu dipersiapkanlah bangunan terminal petikemas bertaraf internasional yang pelaksana fisiknya dapat diselesaikan pada tahun 1992.
Terminal petikemas pada saat ini dikenal dengan nama Terminal Petikemas Surabaya. Dengan berbagai fasilitas tersebut Pelabuhan Tanjung Perak terus bergerak mendorong pertumbuhan kota Surabaya dan sekitarnya.
B.     VISI MISI DAN TUJUAN

1.      VISI
Menjadi pelaku penyedia jasa kepelabuhanan yang prima, berkomitmen dan memacu integrasi logistic nasional.

2.      MISI
a.       Menjamin penyediaan jasa pelayanan prima melampaui standart yang berlaku secara konsisten.
b.      Memacu kesinambungan daya saing industri nasional melalui biaya logistik yang kompetitif.
c.       memenuhi harapan semua stake holders melalui prinsip kesetaraan dan taat kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).
d.      menjadikan sumber daya manusia yang kompeten, berkinerja, handal dan berbudi pekerti luhur.
e.       mendukung perolehan devisa Negara dengan melancarkan arus perdagangan

3.      TUJUAN
Melakukan usaha di bidang penyelenggara dan perusahaan jasa kepelabuhanan serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang di miliki perseroan untuk menghasilkan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip perseroan terbatas.

C.    STRUKTUR ORGANISASI  PT. PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) CABANG TANJUNG PERAK

Tanjung perak merupakan salah satu gerbang Indonesia, yang berfungsi sebagai kolektor dan distributor barang dari dan ke kawasan Timur Indonesia. Termasuk provinsi Jawa Timur karena letaknya yang strategis dan didukung oleh hinterland yang potensial maka pelabuhan Tanjung Perak juga merupakan pusat Pelayaran Intensulair kawasan Timur Indonesia.
General Manager PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Perak Surabaya sendiri di bantu oleh Deputy General Manager PT. Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Perak Surabaya.
Pada struktur organisasi PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Perak Surabaya terbagi atas beberapa departemen, dimana dari masing-masing departemen  akan bertanggung jawab terhadap spesifikasi tertentu, departemen tersebut meliputi :
1.      Manager Pelayanan Kapal
a.       Asman Perencanaan dan Pengendalian Operasi
b.      Asman Komersial
c.       Asman Pemandu dan Telekomunikasi
d.      Asman Pelayanan Tambat
2.      Manager Terminal Jamrud
a.       Asman Perancangan Terminal Jamrud
b.      Asman OPerasi Jamrud Utara
c.       Asman Operasi Jamrud Selatan
d.      Asman Operasi Terminal Penumpang Dan Ro-Ro
3.      Manager Terminal Nilam
a.       Asman Operasi Terminal Serbaguna
b.      Asman Operasi Konvensional
4.      Manager Terminal Mirah
a.       Asman Perencanaan Terminal Mirah
b.      Asman Operasi Terminal Mirah
5.      Manager Terminal Kalimas
a.       Asman Operasi Pelayaran Lokal
b.      Asman Pelayaran Rakyat
6.      Manager Pengamanan
a.       Kepala Satuan Pengamanan di Dalam Terminal
b.      Kepala Satuan Pengamanan di Luar Terminal
7.      Manager Aneka Usaha Dan Properti
a.       Asman Aneka Usaha
b.      Asman Properti
c.       Asman Depo Dan Administrasi
8.      Manager Teknik
a.       Asman Perancangan Dan Administrasi Teknik
b.      Asman Pemeliharaan Fasilitas
c.       Asman Peralatan Dan Instalasi
9.      Manager Keuangan
a.       Asman Akuntansi Manajemen
b.      Asman Akuntansi Keuangan
c.       Asman Tresuri
d.      Asman Biling Dan KBL
10.  Manager SDM Dan Umum
a.       Asman Perencanaan Dan Pengembangan SDM
b.      Asman Kesejahteraan Dan Kinerja SDM
c.       Asman Tata Usaha Dan Rumah Tangga
d.      Asman Hukum Dan Humas
11.  Manager Sistem Manajemen Dan Informasi
a.       Asman Aplikasi Dan Penyajian Data
b.      Asman Perangkat Keras Dan Jaringan
c.       Asman Sistem Manajememen
12.  Manager Pengadaan Barang Dan Jasa
a.       Asman Perencanaan Dan Administrasi PBJ
b.      Asman Pelaksanaan PBJ

D.    FASILITAS PT. PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO)
Secara umum yang dimaksud sebagai fasilitas pelabuhan adalah peralatan yang berada di perairan dan daratan yang dapat membantu proses terjadinya bongkar muat yang ada di pelabuhan.      
1.      Fasilitas pelabuhan perairan
a.       Kapal pandu
            Kapal pandu adalah kapal yang memandu kapal besar masuk ke dalam pelabuhan melalui alur yang bertbahaya dan ramai sampai sandar di dermaga.
b.      Kapal tunda
            Kapal tunda adalah kapal yang dapat digunakan untuk melakukan manuever atau pergerakan, utamanya menarik atau mendorong kapal lainnya di pelabuhan, laut lepas atau melalui sungai atau terusan. Kapal tunda digunakan pula untuk menarik tongkang, kapal rusak dan peralatan lainnya.
c.       Kolam pelayaran
            Merupakan tempat dimana kapal dapat labuh dengan aman untuk melakukan bongkar muat barang.
2.      Fasilitas pelabuhan daratan
a.       Dermaga
Dermaga adalah bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang atau curah, dan naik turunnya penumpang.
b.      Lapangan penumpukan (Container Yard)
Lapangan penumpukan adalah suatu bangunan atau tempat yang luas dan terletak dekat dermaga yang digunakan untuk menyimpan barang / petikemas yang akan dimuat atau setelah di bongkar dari kapal, atau fasilitas penumpukan dan penyimpanan dengan kondisi terbuka.
c.       Fender
Fender adalah bumper yang digunakan untuk meredam benturan yang terjadi pada saat kapal akan merapat ke dermaga atau pada saat kapal yang sedang di tambatkan tergoyang oleh gelombang atau arus yang terjadi di pelabuhan.
d.      Bolder
Bolder adalah perangkat pelabuhan untuk menambatkan kapal di dermaga untuk mengikat tali di kapal.
e.       Container Crane (CC)
Container Crane adalah alat yang digunakan untuk membongkar atau memuat peti kemas dari dermaga ke palka kapal.
f.       Rubber Tyre Gentry (RTG)
Rubber Tyre Gentry adalah gantry mobile crane yang digunakan untuk memindahkan peti kemas dari trailer ke lapangan penumpukan, ataupun sebaliknya dari lapangan penumpukan ke trailer.
g.      Truck Trailer
Truck trailer atau truck petikemas adalah kendaraan pengangkut petikemas , terdiri dari kendaraan penarik (tractor head) dan kereta tempelan dimana petikemas di tempatkan.

Selain beberapa fasilitas diatas, Pelabuhan Tanjung Perak juga memiliki beberapa terminal , diantaranya  :
1. Terminal Jamrud.
2. Terminal Mirah.
3. Terminal Berlian.
4. Terminal Nilam Timur.
5. Terminal Penumpang (Gapura Surya Nusantara).
6. Terminal Kalimas.



BAB III
PEMBAHASAN

A.    PROSEDUR PELAYANAN PETIKEMAS

1.      Persyaratan Kegiatan Pelayanan Pengguna Jasa       
Penggguna jasa dalam hal ini adalah perusahaan pelayaran. Didalam menggunakan jasa kegiatan operasi diterminal petikemas domestik (Mirah) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Menyerahkan masing-masing copy dokumen sebagai berikut :
a.       Surat permohonan melakukan kegiatan operasi ke General Manajer.
b.      Surat tanda daftar perusahaan oleh dinas perindustrian dan perdagangan.
c.       Domisili perusahaan dari Pemerintah daerah atau Kota.
d.      Surat Ijin Usaha Perusahaan.
e.       Nomor pokok wajib pajak.
f.       Surat ijin operasional dari Administrator Pelabuhan / KSOP.
g.      Surat penunjukan Keagenan dari prinsipal sebagai agen pelayaran.
h.      Surat keanggotaan dari INSA.
i.        Mempunyai rekening Bank yang bermitra.
j.        Membuat surat pernyataan kuasa pemindah-bukuan (mendebet Rekening Bank).
Setelah mendapatkan persetujuan dari GM, Maka bagian keuangan membuat nomor master perusahaan (berdasarkan kelengkapan data dokumen tersebut, selanjutnya pengguna jasa pelayaran (agen pelayaran) dapat terhubung dan bekerjasama di terminal petikemas serta bertanggung jawab sepenuhnya atas semua transaksi permintaan pelayanan petikemas.
Seluruh rangkaian proses kegiatan operasional petikemas terintegrasi dalam sebuah aplikasi sitem pelayanan petikemas (spiner) sehingga pengguna jasa yang melakukan kegiatan operasional di terminal mirah bisa menjadi lebih mudah, cepat dan efisien.

2.      Perencanaan Penetapan Penyandaran Kapal
Dalam hal ini perencanaan sangatlah diperlukan guna untuk melancarkan seluruh kegiatan yang ada di lapangan. Karena seluruh kegiatan bongkar muat pada petikemas di terminal mirah ini di mulai dari perencanaan.
Petugas perencanaan terminal melaksanakan meeting harian pembahasan dan pembuatan ship berth plan yang diikuti oleh agen pelayaran dan mitra kerja.
Hasil meeting dari perencanaan yaitu berupa :
a.       Penentuan estimate time berthing (ETB) dan estimate time departure (ETD).
b.      Penetapan urutan penyandaran kapal, pemakaian kade meter.
c.       Penetapan estimate discharge, loading, special cargo dan restowage.
d.      Posisi sandar dan posisi kade meter tempat sandar.
e.       Menetapkan pembagian pemakaian RTG dan trucking pada masing-masing kapal.
f.       Kesiapan dan kebutuhan lapangan penumpukan.
g.      Jumlah petikemas yang akan di bongkar dan muat.
h.      Penentuan open stack dan closing time.
Hasil meeting dituangkan dalam berth allocation di tanda tangani masing-masing petugas perusahaan pelayaran/agen dan diketahui dan ditandatangani petugas terminal petikemas terkait. Hasil meeting berth allocation dibawa ke pusat pelayanan di terminal pelabuhan.
Biasanya setelah terjadi kesepakatan hasil meeting perusahaan pelayaran mengirimkan data loading list berupa nomor petikemas yang akan di muat ataupun yang akan di bongkar dari kapal.
Selambat lambatnya 4 jam sebelum closing time, perusahaan pelayaran harus sudah mengirimkan daftar petikemas dalam bentuk baplie ke bagian planner, kemudian planner menginput data tersebut dan mengeluarkan job order.
Pengguna jasa (agen pelayaran) menerima job order tersebut selanjutnya menyerahkan dokumen tersebut kepada pengemudi trailer.
Dokumen yang harus dilengkapi oleh pengguna jasa yang akan memasukkan kapal untuk melakukan kegiatan bongkar muat peti kemas yaitu :
a.       Laporan kedatangan kapal / Master Cable.
b.      Statement Of Fact.
c.       Rencana Kerja / CVIA (Container Vessel Identification Advise).
d.      Discharge Summary List.
e.       Bay Plan Discharge.
f.       Manifest.
g.      Bay Plan Loading.
h.      Ijin Syahbandar.
i.        Daftar barang berbahaya.
j.        Daftar petikemas Reefer.

B.     DOKUMEN, PERALATAN, JENIS DAN PENANDAAN PETIKEMAS

1.      Dokumen Yang Digunakan Dalam Awal Petikemas Masuk
Dalam setiap pergerakan petikemas , sejak petikemas tersebut dibongkar dari kapal sampai petikemas tersebut dimuat keatas kapal harus memiliki dokumen yang menerangkan kondisi petikemas tersebut. Dengan tujuan untuk menjaga keamanan barang dalam petikemas serta dokumen pendukung yang sangat penting untuk pengajuan claim atas barang yang timbul sebagai akibat pengiriman barang dengan petikemas.
Berikut ini jenis-jenis dokumen petikemas yaitu :
a.       Dokumen petikemas untuk Receiving petikemas yaitu :
1)      Surat Jalan yang dibawa oleh EMKL.
2)      Job Order Receiving.
3)      Job Order Delivery.
4)      Job Slip (yang dicetak oleh petugas Gate In).
5)      EIR (Equipment Interchange Report).
b.      Dokumen pendukung petikemas yaitu :
1)      Manifest.
2)      Bay Plan.
3)      Stowage Plan.
4)      CVIA (Container Vessel Identification Advise).
5)      Master Cable.

2.      Peralatan Yang Digunakan Saat Proses Bongkar Muat   Petikemas
Alat yang digunakan dalam proses bongkar muat pada petikemas yaitu :
a.       RTG (Rubber Tyred Gantry) adalah alat bongkar muat pada petikemas yang dapat bergerak dalam lapangan penumpukan (CY) yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan petikemas dari dan ke atas trailer, sebaliknya dalam area stack  / penumpukan sesuai dengan Block, Slot, Row, Tir nya.





                                                                                                     
Gambar RTG

b.      FL (Forklift) adalah alat yang dapat bergerak dan memiliki garpu / fork yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan petikemas ataupun general cargo dalam suatu tempat yang memiliki kapasitas mengangkat cargo SWL (Safety Weight Load) sampai 32 Ton.








Gambar Forklift

c.       RS (Reach Stacker) adalah alat yang dapat bergerak yang memiliki spreader digunakan untuk menaikkan atau menurunkan petikemas di dalam lapangan penumpukan (CY).
Gambar RS

d.      HMC (Harbour Mobile Crane) adalah alat bongkar muat di pelabuhan atau crane yang dapat berpindah-pindah tempat serta memiliki sifat yang flexible sehingga bisa digunakan untuk bongkar muat petikemas ataupun barang-barang curah (general cargo) dengan kapasitas angkat SWL (Safety Weight Load) sampai dengan 100 Ton.






 










                             
Gambar HMC

e.       CC (Container Crane) adalah alat bongkar muat petikemas yang dipasang permanen dipinggir dermaga dengan menggunakan rel sehingga dapat bergeser, yang berfungsi untuk bongkar muat petikemas dengan jangkauan / Row yang cukup jauh.









                             
Gambar CC

3.      Macam Macam Petikemas
a.       Petikemas berdasarkan ukurannya :
1)      Petikemas 20’
Ukuran luar           : 20’ (p) x 8’(l) x 8’6”(t)
Atau 6.058 x 2.438 x  2.591 m
Ukuran dalam       : 5.919 x 2.340 x 2.380 m
Kapasitas               : 33 Cbm
Pay load                : 22.1 ton
2)      Petikemas 40’
Ukuran luar           : 40’(p) x 8’(l) x 8’6”(t)
                              Atau 12.192 x 2.438 x 2.591 m
Ukuran dalam       : 12.045 x 2.309 x 2.379 m
Kapasitas               : 67,3 cbm
Pay load                : 27,396 ton
3)      Petikemas 45’
Ukuran luar           : 40’(p) x 8’(l) x 9’6”(t)
Atau 12.192 x 2.438 x 2.926 m
Ukuran dalam       : 12.045 x 2.347 x 2.684 m
Kapasitas               : 76 cbm
Pay load                : 29,6 ton
b.      Petikemas berdasarkan jenis muatannya :
1)      Dry Container
Petikemas yang paling umum digunakan untuk pengiriman muatan kering.
2)      Flat Rack Container
Petikemas dengan sisi dilipat, petikemas pengiriman penyimpanan sederhana dimana sisi bisa dilipat sehingga membuat rak datar untuk pengiriman berbagai barang.
3)      Open Top Container
Dengan atap convertible yang dapat benar-benar dihapus untuk membuat atas terbuka sehingga bahan tinggi apapun dapat dikirimkan dengan mudah.
4)      Tunnel Container
Unit penyimpanan petikemas dilengkapi dengan pintu di kedua ujung wadah, hal ini sangat membantu dalam bongkar muat cepat dan bahan.
5)      Open Side Storage Container
Unit-unit storage disediakan dengan pintu yang dapat berubah menjadi benar-benar sisi terbuka yang menyediakan ruang yang lebih luas untuk memuat barang.
6)      Double Doors Container
Jenis unit penyimpanan yang disediakan dengan dua pintu, membuat ruang lebih luas untuk bongkar muat bahan. Bahan kontruksi termasuk baja, besi dll.
7)      Refrigerated Container
Petikemas ini digunakan untuk mengangkut muatan yang memerlukan penanganan suhu tertentu / diatas atau dibawah titik beku. Barang-barang dibagi menjadi barang dingin dan barang beku, tergantung pada suhu yang diinginkan. Umumnya meliputi produk buah-buahan, sayuran, daging.
8)      Insulated Or Thermal Containers
Ini adalah petikemas pengiriman dengan control suhu diatur yang memungkinkan mereka untuk mempertahankan suhu yang lebih tinggi. Pemilihan material sehingga dilakukan untuk memungkinkan barang tahan lama tanpa rusak oleh paparan konstan untuk suhu tinggi. Hal ini cocok untuk transportasi jarak jauh.
9)      Tanks Container
Petikemas tangki digunakan untuk mengangkut muatan cair, seperti : bahan pangan, jus buah, minyak , pada bahan kimia seperti : bahan bakar, zat beracun dll.
10)  Cargo Storage Roll Container
Salah satu unit petikemas khusus dibuat untuk tujuan mengankut set atau tumpukan bahan. Terbuat dari wire mesh tebal dan kuat bersama rol yang memungkinkan gerakan mudah petikemas.
11)   Half Height Container
Jenis lain dari pengiriman petikemas termasuk petikemas setengah tinggi. Sebagian besar terbuat dari baja, petikemas ini setengah tinggi petikemas berukuran penuh. Digunakan untuk memuat seperti batubara dll.
12)  Car Container
Petikemas ini digunakan untuk pengiriman mobil jarak jauh. Petikemas dengan sisi dilipat yang membantu mobil pas di dalam petikemas tanpa resiko rusak atau bergerak.
13)  Intermediate Bulk Shift Container
Petikemas yang dibuat untuk tujuan pengiriman barang antara dirancang untuk menangani sejumlah besar barang dan dibuat untuk tujuan pengiriman bahan ke tujuan mana barang dapat lebih dikemas dan dikirim ke tempat akhir.
14)  Drums Container
Seperti namanya, petikemas pengiriman melingkar, terbuat dari pilihan bahan seperti baja, logam, serat dll.
15)  Special Purpose Containers
Petikemas ini dibuat untuk tujuan khusus, sebagian besar petikemas ini digunakan untuk layanan profil tinggi seperti pengiriman senjata dan pembakaran. Dengan demikian, konstruksi dan bahan komposisi petikemas tergantung pada tujuan khusus yang mereka butuhkan dan keamanan tetap menjadi prioritas utama.
16)  Swap Bodies
Jenis khusus petikemas digunakan di daerah Eropa. Petikemas ini disediakan dengan dasar yang kuat dan atap convertible membuat petikemas ini cocok Digunakan utuk pengiriman berbagai jenis barang.

4.      Penandaan Petikemas
a.       Kode Pemilik
1)   Terdiri dari 4 huruf berakhir dengan huruf U
Contoh :      MRTU : Perusahaan Meratus
CCCU : Perusahaan Compas Container Inc
 TALU : Perusahaan PT. TALL Indonesia
                                               SPNU : Perusahaan PT. SPILL Indonesia
2)      Nomor Seri
Nomor seri terdiri dari 6 angka. Nomor seri yang dimulai dengan angka 2 seperti (272090) menunjukkan petikemas berukuran 20’, sedangkan petikemas yang berukuran 40’ dimulai dengan angka 4.
3)      Check Digit
Check digit adalah angka ke-7 setelah nomor seri. Check digit harus selalu dinyatakan dalam setiap dokumen.
Jadi kode pemilik (owner’s code) selengkapnya adalah :
MRTU 2765011 Ini menunjukkan bahwa petikemas adalah milik petikemas meratus dan ukuran container 20’.

b.      Biro Klasifikasi
            Tiap-tiap petikemas mencantumkan biro klasifikasi dimana petikemas di daftar. Tanda klasifikasi dipasang pada pintu. petikemas Pemeriksaan petikemas oleh surveyor untuk memungkinkan dikeluarkannya sertifikat klasifikasi di pabrik pembuat petikemas untuk menjamin agar mutu bahan petikemas dan standar pembuatannya sesuai dengan ketentuan. Biro klasifikasi yang terkenal adalah :
1)      Bureau Veritas (Perancis).
2)      Germanischer Lloyd (German Barat).
3)      Lloyd Register Of Shipping (Inggris).

c.       Konvensi Keselamatan Petikemas
            Konvensi internasional untuk keselamatan petikemas (the international convention for safety container) dibawah United Nation / IMCO. Dalam sidangnya di Genewa tahun 1972, menghasilkan suatu persetujuan bahwa semua petikemas harus diuji coba, diberi sertifikat dan harus diperiksa terus menerus sepanjang masih dipergunakan. Dengan persetujuan ini, maka petikemas - petikemas ISO maupun non ISO disyaratkan untuk di tempel plat yang disetujui oleh CSC. Plat ini disebut CSC Safety Aproval.

d.       Label Petikemas
Petikemas yang telah dimuat di muatan berbahaya harus diberi label yang menunjukkan sifat dari barang-barang yang berbahaya tersebut, label-label untuk barang-barang berbahaya telah ditentukan secara international. Label harus di tempel pada pintu dan dinding petikemas yang mudah terbaca. Apabila label ditempel didekat pintu, usahakan agar label tetap mudah terbaca, walaupun pintu petikemas dibuka lebar.

C.    PROSES BONGKAR MUAT PETI KEMAS

1.      Penetapan Open Stack
Penetapan alokasi lapangan (yard allocation) petikemas untuk muat dengan ketentuan penerapan open stack adalah 5 (lima) hari sebelum ETA, berdasarkan estimate time arrival pada monthly ship berth plan.         
a.       Untuk pelaksanaannya pengguna jasa mengajukan surat permintaan booking slot / open stack 7 hari / 1 (satu) minggu sebelumnya, dengan memuat informasi sebagai berikut :
1)      Jumlah petikemas isi, kosong ukuran 20’, 40’ dan 45’
2)      Informasi Tujuan (POD) petikemas
3)      Informasi tentang jumlah petikemas berat, sedang dan ringan
4)      Informasi barang Berbahaya.
5)      Informasi Reefer Container.
b.      Penempatan petikemas Barang Berbahaya dan Uncontainerized sesuai dengan lokasi yang ditetapkan sesuai dengan kebutuhan.
c.       Melakukan up date sehingga penempatan petikemas dapat sesuai secara fisik dilapangan maupun dalam sistem aplikasi petikemas.

2.      Persiapan Sebelum Kegiatan Stack Di CY
a.       operator RTG menyalakan alat RTG  sebelum kegiatan stack di lapangan penumpukan (CY) dilakukan.
b.      Pekerja dilapangan harus sudah siap dilapangan sesuai dengan jam kerja shif.
c.       Stackman dan pekerja lapangan wajib menggunakan APD untuk keselamatan diri.

3.      Proses Penerimaan Petikemas (Receiving)
Receiving adalah proses penerimaan petikemas dari luar pelabuhan ke dalam pelabuhan guna untuk di timbun di lapangan penumpukan ataupun akan dimuat secara langsung ke atas kapal.
Proses receiving di mulai dari :
a.      Gate in
Gate in adalah gerbang masuknya petikemas pada terminal pelabuhan, dimana terdapat petugas gate yang melakukan pencatatan masuknya truck trailer ataupun barang yang masuk ke pelabuhan.
Proses masuknya petikemas saat di gate in yaitu :
1)      Pengemudi trailer membawa petikemas menuju pintu masuk terminal mirah,
2)      Pengemudi trailer menuju ke get in menyerahkan job order, surat jalan,EIR (equipment interchange report) kepada petugas get in
3)      Petugas get in melakukan verifikasi dan pengecekan kesesuaian data petikemas berupa :
a)      Prefik dan nomor petikemas
b)      Ukuran/size
c)      Type
d)     Full / empty
e)      Berat petikemas
f)       Seal / segel
g)      Kondisi / keadaan petikemas
4)      Petugas gate in melakukan proses input data ke aplikasi spiner sesuai yang tertera pada Job Order dan terhadap fisik petikemas, selanjutnya menerbitkan Job Slip (sebagai alamat block dan slot),  dan diserahkan kembali kepada pengemudi trailler beserta job ordernya.

4.      Proses Penumpukan Petikemas Di CY (Stack)
CY (container yard) atau yang biasa disebut lapangan penumpukan adalah suatu tempat untuk menimbun dan meletakkan petikemas di lapangan penumpukan secara teratur.
Stack adalah proses pemindahan petikemas dari chasis trailer ke lapangan penumpukan (CY) berdasarkan Slot, Row,Tiernya dan Berat, sedang, ringannya suatu petikemas.
Proses kegiatan pada lapangan penumpukan (CY) yaitu :
a.       Pengemudi trailer menuju ke CY sesuai dengan block yang tertera di dalam job slip, kemudian menyerahkan dokumen tersebut kepada stackman.
b.      Stackman menerima job slib tersebut , lalu mengatur peletakan petikemas di CY sesuai dengan slot, row, tier.
Berikut ini data banyaknya slot, row, tir yang ada di CY sesuai dengan block yang ada CY pada terminal mirah.
NO
BLOCK PADA CY
SLOT
ROW
1.
Block A
35
6
2.
Block B
30
6
3.
Block C1
11
4
4.
Block C2
11
4
5.
Block X1
6
3
6.
Block X2
5
3
7.
Block X3
6
3
8.
Block X4
6
3
                                   
Keterangan :
1)      Slot adalah panjang CY yang dapat menanmpung banyaknya petikemas. Pada 1 Slot terdapat 6 Row.
2)      Row adalah tempat petikemas diletakkan berdasarkan berat, sedang, ringannya petikemas dalam Slot. Dimana Row 1-2 di kategorikan  ringan, Row 3-4 kategori sedang, Row 5-6 kategori berat.
Untuk kategori berat, sedang, ringan pada petikemas yaitu :
a)      Ringan : 0 – 5 ton
b)      Sedang : 6 – 15 ton
c)      Berat   : 16 -24 ton
3)      Tier adalah jumlah susunan petikemas yang ada di CY. Maximal peletakan petikemas di CY dengan menggunakan alat RTG yaitu 3,5 Tier.
c.       Stackman mengatur peletakan petikemas berdasarkan Berat, Sedang dan Ringan (BSR) petikemas.
d.      Stackman mengintruksikan operator RTG dengan menggunakan alat komunikasi berupa HT untuk melakukan stack sesuai dengan alamat petikemas (slot, row, tier).
e.       Petugas operator RTG menerima intruksi, dan menggerakkan RTG tersebut dengan menurunkan spreader dan mengambil petikemas tersebut dari chasis di pindahkan ke CY sesuai dengan yang di intruksikan oleh stackman.
f.       Peletakan petikemas dari trailer ke CY dinamakan Lift off.
g.      pada peletakan petikemas di CY, stackman menuliskan nomor petikemas pada bay block.
h.      Pengemudi trailer meninggalkan CY menuju gate out untuk keluar dari terminal pelabuhan.

Berikut ini tugas stackman di lapangan :
a.       Memeriksa fisik petikemas dan mencocokkan nomor petikemas dengan job order.
b.      Mengatur stack petikemas berdasarkan yard allocation.
c.       Mengatur dan memberikan instruksi stack kepada operator RTG.
d.      Mengatur antrian armada trailer di CY.
e.       Berkoordinasi dengan foreman kapal mengenai teknik dan urutan pengambilan petikemas sesuai dengan loading list.
f.       Berkoordinasi dengan operator RTG, RS dan armada trailer terkait percepatan dalam bongkar muat petikemas di CY.

5.      Dari CY Ke Dermaga (Haulage)
Haulage adalah kegiatan pemindahan petikemas dari lapangan penumpukan (CY) ke dermaga ataupun sebaliknya, dari dermaga ke lapangan penumpukan.
Pada saat akan melakukan kegiatan muat pada kapal pihak pelayaran mencetak Loading list serta membuat Bay Plan yang fungsinya untuk mengetahui tata letak petikemas (muatan) yang akan diletakkan di dalam palka kapal.
Berikut ini proses muat dari lapangan penumpukan ke dermaga pelabuhan yaitu :
a.       Pihak pelayaran menyerahkan loading list (daftar muatan) yang akan di muat pada kapal.
b.      Agen pelayaran berkoordinasi dengan foreman, stackman, dan koordinator armada trailer utuk pengangkutan petikemas.
c.       Armada trailer menuju ke lapangan penumpukan (CY) untuk mengangkut petikemas dari CY menuju dermaga.
d.      Foreman dan pihak pelayaran berkoordinasi dengan stackman petugas di CY untuk meminta berapa kapasitas (ton) muatan petikemas yang akan di muat.
e.       Stackman mencarikan permintaan muatan melalui loading list. (pada loading list sudah tertera Slot,Row, dan Tier / posisi letak petikemas, data ini di peroleh dari bay block pada saat proses stack  petikemas).
f.       Stackman mengintruksikan operator RTG untuk mengambil petikemas yang ada di CY dengan menggunakan HT.
g.      Operator RTG menggerakkan alat RTG sesuai dengan intruksi stackman untuk pengambilan petikemas sesuai  (Slot, Row, Tirnya) dan meletakkannya / memindahkan keatas chasiss trailer.
h.      Setelah petikemas dipindahkan keatas chasiss trailer, trailer berjalan menuju  dermaga untuk dilakukan proses muat.
i.        Muatan yang sudah di muat pada loading list di beri tanda √ (centang) atau dilingkari untuk mempermudah dalam pencarian muatan selanjutnya.
j.        Jika dalam pengambilan muatan harus dilakukan shifting, maka stackman menghubungi operator RTG untuk memindahkan petikemas ke Row to row  selanjutnya Pada bay block stackman merubah tata letak petikemas.

6.      Dermaga Ke Atas Kapal (Stevedoring)
Stevedoring adalah kegiatan pemindahan petikemas dari dermaga keatas kapal ataupun sebaliknya , dari kapal ke dermaga.
Pada saat proses petikemas akan dimuat pada palka kapal, petikemas harus sudah ada di dermaga. Gunanya agar mempercepat proses saat muat agar tidak terjadi keterlambatan waktu.
Sebelum melakukan proses muat, alat yang digunakan beserta seluruh pekerja TKBM harus sudah siap berada di lapangan. Jumlah TKBM yang berada dilapangan yaitu 7 orang berada di dermaga dan 10 orang berada di kapal. Untuk alat yang digunakan dalam proses pemindahan petikemas dari dermaga ke kapal menggunakan Ship Crane kapal dilengkapi dengan Sling, 4 Ware, Tali, 2 Cincin, 4 Gancu serta spreader.
Berikut ini proses muat dari dermaga ke atas kapal yaitu :
a.       Trailer petikemas berada di dekat kapal untuk mempermudah dalam kegiatan muat petikemas.
b.      TKBM memasangkan 4 sling tersebut masing-masing ke petikemas.
c.       Selanjutnya dilakukan proses pengangkatan dari dermaga ke kapal. Peletakan petikemas pada palka kapal sesuai dengan bay kapal yang telah di tentukan oleh agen pelayaran.
d.      Setelah petikemas diletakkan pada palka kapal, TKBM melepaskan sling dari petikemas tersebut dan memasang lashing pada petikemas. Guna untuk mengikat petikemas agar petikemas tersebut tidak bergeser.
e.       Setelah petikemas diangkat / di pindahkan ke kapal, trailer pergi meninggalkan wilayah dermaga.
f.       Proses ini dilakukan sampai semua petikemas di dalam loading list termuat diatas kapal.
Pada saat proses bongkar muat dilapangan terdapat foreman yang ikut serta mengawasi dalam kegiatan bongkar muat. Berikut ini tugas dari foreman yaitu :
a.       Mengawasi kapal yang akan melakukan kegiatan bongkar muat.
b.      Menyediakan alat yang akan digunakan pada saat bongkar muat.
c.       Mengatur  dan mengawasi jalannya kegiatan bongkar muat.
d.      Menyerahkan dokumen penyelesaian kepada Chief Officer kapal. Dokumen tersebut berupa :
1)      Time Sheet.
2)      Berita acara serah terima Bongkar Muat.
3)      Bukti pelaksanaan kerja Peti Kemas.

7.      Proses Bongkar Pada Kapal
Proses bongkar pada kapal dilakukan setelah kapal tiba di pelabuhan tujuan dan akan dilakukan bongkar muatan petikemas. Proses bongkar adalah kegiatan pemindahan petikemas dari palka kapal ke dermaga. Dalam bongkar terdapat 2 jenis, yaitu petikemas yang akan di letakkan di CY untuk dilakukan Stuffing Stripping dan petikemas yang akan langsung di kirim keluar pelabuhan (Delivery).
Proses bongkar muat dari kapal ke dermaga :
a.       Kapal tiba dipelabuhan tujuan dengan dipandu oleh kapal pandu hingga merapat di dermaga.
b.      Selanjutnya dilakukan pengikatan tali di dermaga.
c.       Sebelum melakukan bongkar foreman menyiapkan alat .
d.      TKBM memasang alat, serta membuka lashing pada petikemas. Pembukaan lashing berkisar antara 15-20 menit.
e.       Pada saat akan bongkar petikemas agen pelayaran berkoordinasi dengan foreman, stackman serta koordinator armada trailer untuk pengangkutan petikemas dari dermaga.
f.       Saat kegiatan bongkar TKBM memasangkan sling pada peti kemas.
g.      Operator ship crane memindahkan petikemas dari palka kapal ke atas armada trailer.
h.      Setelah petikemas berada di atas chasiss TKBM membuka sling pada petikemas.
i.        Selanjutnya trailer meninggalkan dermaga sesuai dengan tujuannya, baik itu langsung ke CY penumpukan untuk dilakukan stuffing stripping maupun langsung keluar pelabuhan.

a.      Dari Kapal Ke CY (Stuffing Stripping)
Proses dari kapal ke CY yaitu :
1)      Armada trailer menuju ke CY berdasarkan block yang telah ditentukan oleh perusahaan pelayaran.
2)      Proses pemindahan petikemas dengan menggunakan alat RS ke CY.
3)      Pada block C1 merupakan block dimana peletakan  petikemas full , dan block C2 untuk petikemas yang empty.
4)      Selanjutnya dilakukan proses stuffing strippng.
Stuffing adalah kegiatan memasukkan barang kedalam petikemas. Dari petikemas empty menjadi full.
Stripping adalah kegiatan pengeluaran barang dari dalam petikemas. Dari petikemas full menjadi empty.
5)      Selanjutnya petikemas yang telah full dibawa keluar pelabuhan dengan menggunakan armada trailer disertai dengan dokumen berupa surat jalan, job order SS, untuk dibawa ke get out hingga keluar pelabuhan.

b.      Dari Kapal Keluar Pelabuhan (Delivery)
Proses dari kegiatan bongkar petikemas yang secara langsung pergi meninggalkan dermaga keluar pelabuhan atau biasa disebut dengan truck loosing (TL). Proses bongkar petikemas dari kapal hingga keluar pelabuhan yaitu :
1)      Armada trailer yang telah membawa petikemas pergi meninggalkan dermaga, disertai dengan membawa surat jalan beserta job order yang telah diberikan oleh agen pelayaran.
2)      Selanjutnya menyerahkan dokumen tersebut  kepada petugas gate out.
3)      Petugas gate out mencatat keluarnya trailer keluar pelabuhan ke dalam aplikasi spiner.

8.      Proses Bongkar Muat Truck Loosing (TL)
Prose bongkar muat petikemas dengan sistem truck loosing yaitu proses kegiatan bongkar muat dari awal trailer masuk langsung menuju dermaga tanpa harus stack di lapangan penumpukan (CY).
Berikut ini proses bongkar muat petikemas dengan sistem TL yaitu:
a.       Pengemudi trailer menuju ke arah gate in dengan menyerahkan surat jalan, EIR kepada petugas gate in.
b.      Petugas gate in melakukan verifikasi dan pengecekan kesesuaian data petikemas berupa :
1)      Prefik dan nomor petikemas
2)      Ukuran/size
3)      Type
4)      Full / empty
5)      Berat petikemas
6)      Seal / segel
7)      Kondisi / keadaan petikemas
c.       Petugas gate in melakukan proses input data ke dalam aplikasi spiner, selanjutnya menerbitkan Job order muat dan diserahkan kembali kepada pengemudi trailler beserta job ordernya.
d.      Trailer langsung menuju ke dermaga untuk melakukan proses muat.

D.    KAPASITAS LAPANGAN PENUMPUKAN

CY (container yard) atau yang biasa disebut lapangan penumpukan adalah suatu tempat untuk menimbun dan meletakkan petikemas di lapangan penumpukan secara teratur.
Kapasitas lapangan penumpukan (CY) adalah kemampuan lapangan penumpukan (CY) untuk menampung banyaknya petikemas yang akan di letakkan pada masing-masing block yang ada di CY.
Kapasitas lapangan penumpukan untuk peletakan petikemas di CY dapat dihitung per hari dengan menggunakan perhitungan YOR (Yard Ocupation Ratio).
YOR adalah merupakan tingkat penggunaan lapangan penumpukan petikemas yang tersedia dan diperoleh melalui perbandingan antara jumlah penumpukan petikemas yang dilakukan dalam satuan Teus/Hari dengan kapasitas penumpukan yang tersedia dalam satu satuan waktu.
Rumus :
YOR per hari = Jumlah Terpakai X 100%
                        Jumlah Tersedia
YOR per bulan = TEUS X Hari                                        X 100%
                                Teus kapasitas CY X hari dalam 1 bulan / tahun
 







Berikut ini data yang di peroleh dari peneliti pada tanggal 1 Agustus 2016. Jumlah kapasitas lapangan penumpukan yang terpakai di lapangan penumpukan (CY) Di terminal Mirah. (Data Terlampir)
Berikut ini data yang di peroleh oleh peneliti , dari penggunaan kapasitas lapangan penumpukan pada akhir Juli 2016 di CY. (Data Terlampir)
Dari data yang terlampir kita dapat mengetahui jumlah petikemas yang ada di lapangan penumpukan per harinya. Sehingga nantinya kita dapat dengan mudah menghitung perbandingan kapasitas lapangan penumpukan petikemas baik data harian maupun bulanannya. Perolehan data ini di dapat dari hasil kerja dari petugas lapangan yaitu Stackman.

E.     TARIF
Tarif adalah harga jasa dari setiap jenis pelayanan yang terdapat didalam pelabuhan (port pricing). Tarif jasa pelabuhan terjadi karena ada pihak yang memberikan / menyediakan pelayanan (oleh penyelenggara pelabuhan). Oleh sebab itu tarif harus jelas besarannya, jenis pelayanan yang diberikan / disediakan dan bagaimana pemberlakuannya.
Dalam penetapan besaran tarif, biasanya didasarkan pada seberapa besar produksi telah / akan dibentuk, sehingga perlu mempertimbangkan beberapa prinsip pokok untuk dijadikan dasar sebagai kerangka pungutan tarif kepada pengguna jasa.
Undang-undang Nomor 17 tahun 2008 tentang pelayaran bahwa ketentuan mengenai pentarifan : “ketentuan mengenai jenis, struktur dan golongan tarif jasa pelabuhan yang diberikan di pelabuhan ditetapkan dengan peraturan pemerintah” dalam pelaksanaannya berbunyi :” dengan berdasarkan pada jenis ,struktur dan golongan tarif yang ditetapkan oleh pemerintah, penyelenggara pelabuhan menetapkan tarif dengan memperhatikan keseimbangan antara kepentingan untuk kelangsungan dan penyeimbang usaha pelabuhan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan kepentingan pengguna jasa pelabuhan.

1.      Jenis Tarif
Jenis tarif pelayanan jasa kepelabuhanan dikelompokkan menjadi :
a.       Tarif pelayanan jasa kapal :
1)      Tarif  jasa labuh.
2)      Tarif  jasa tambat.
3)      Tarif  jasa pemanduan.
4)      Tarif  jasa penundaan.
b.      Tarif pelayanan jasa barang :
1)      Tarif  jasa dermaga.
2)      Tarif  jasa penumpukan di CY.
3)      Tarif  jasa penumpukan di gudang.
c.       Tarif pelayanan jasa alat :
1)      Tarif  jasa penggunaan alat-alat mekanik.
2)      Tarif  jasa penggunaan alat-alat non mekanik.
d.      Tarif pelayanan jasa rupa-rupa :
1)      Tarif  pelayanan terminal penumpang.
2)      Tarif  tanda masuk (pas) orang dan kendaraan.
3)      Tarif  listrik.
4)      Tarif  persewaan ruangan.
5)      Taif  persewaan perairan pelabuhan.
6)      Tarif  pelayanan air bersih.
7)      Tarif  pelayanan lainnya sesuai dengan jasa yang diberikan oleh badan usaha pelabuhan.

2.      Perhitungan Tarif Dalam Kegiatan Bongkar Muat Petikemas
Dalam perhitungan tarif pada lapangan penumpukan (CY) memiliki perhitungan dari masa ke masa dihitung dari peletakan petikemas dari awal masuk hingga melakukan muat ke atas kapal. Masa ke masa tersebut sebagai berikut :
a.       Masa 1 pertama: awal masuk petikemas pada CY dari hari ke-1 – hari ke 5 dihitung 1 Hari.
b.      Masa 1 kedua : hari ke-6 – hari ke 10 dihitung perhari 100%.
c.       Masa 2 : hari ke 11 dst dihitung perhari 200%.
Perhitungan biaya-biaya berdasarkan ukuran petikemas dan full empty nya petikemas, serta lamanya penumpukan di CY dan kegiatan apa saja yang dilakukan dilapangan yang menggunakan fasilitas di pelabuhan.
Berikut ini daftar tarif yang dikenakan disetiap kegiatan yang menggunakan fasilitas pelabuhan. (Data Terlampir)
Berikut ini berupa harga tarif yang harus dikeluarkan oleh agen pelayaran yang harus dikeluarkan dalam melakukan proses bongkar muat pada terminal petikemas. (Data Terlampir)




BAB IV
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Guna menunjang kelancaran kegiatan bongkar muat pada petikemas di terminal mirah saat ini pihak PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) telah menggunakan aplikasi spiner, dalam kegiatan proses bongkar muat di CY menggunakan sistem stack (penumpukan) di bantu alat RTG, dengan ground slot (suatu tempat untuk menumpuk petikemas pada CY) sebanyak 547 Ground slots dengan tumpukan mencapai maximal 4 tier tumpukan ( rata-rata tinggi penumpukan sebanyak 3,5 tier). Pemilihan pemakaian tata letak sistem ini juga memperhatikan efisiensi dari alat-alat yang akan digunakan untuk menangani petikemas.
Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian waktu yang diperlukan untuk melakukan proses kegiatan bongkar muat pada alat RTG dan Ship Crane, mulai dari menurunkan petikemas dari chasiss trailer ke CY dengan menggunakan alat RTG, hingga melakukan muat dari dermaga ke palka kapal dengan menggunakan Ship Crane.
Berikut ini rincian waktu yang dibutuhkan dalam satu kali receiving petikemas dari chasiss ke lapangan penumpukan (CY) dengan menggunakan alat RTG. Yaitu :
1.      Menurunkan spreader ke petikemas                                       : 23 detik
2.      Mengangkat petikemas dari chasiss ke atas                            : 26 detik
3.      Menggeser petikemas ke lokasi (row) CY                              : 15 detik
4.      Menurunkan petikemas ke lokasi (row) CY                           : 20 detik
5.      Mengembalikan posisi spreader ke atas chasiss trailer            : 45 detik      +
 129 detik
Jadi total rata-rata pemindahan petikemas dari chasiss ke CY dengan menggunakan alat RTG berkisar antara 2 menit 9 detik dalam satu kali stack.
Untuk proses perjalanan trailer menuju ke dermaga (Haulage) dibutuhkan waktu rata-rata 48 detik dari block lapangan penumpukan (CY).
Berikut ini rincian waktu yang dibutuhkan dalam satu kali bongkar petikemas dari  palka kapal ke chasis trailer yang ada di dermaga dengan menggunakan Ship Crane yaitu :
1.      Mengaitkan sling pada petikemas                                     : 10 detik
2.      Mengangkat petikemas dari kapal                                    : 18 detik
3.      Menggeser petikemas dari kapal ke posisi chasiss            : 32 detik
4.      Menurunkan petikemas keatas chasiss                              : 10 detik
5.      Melepaskan sling diatas chasis                                          : 10 detik
6.      Mengembalikan posisi spreader keatas kapal                   : 36 detik   +
 116 detik
Jadi total rata-rata waktu yang diperlukan dalam satu kali bongkar dari palka kapal ke dermaga dengan menggunakan Ship Crane berkisar antara 1 menit 54 detik.
Proses bongkar muat petikemas diterminal mirah melalui 5 tahapan yaitu receiving, stack, haulage, stevedoring, hingga delivery. Sesuai data lapangan kegiatan stack pada lapangan penumpukan (CY) hingga ke palka kapal memerlukan waktu 4 menit 53 detik dalam satu kali pemuatan pada petikemas.
Petikemas terdiri dari beberapa jenis diantaranya reefer container, dry container, tank container, ventilation container. Tentu saja ini disesuaikan dengan kebutuhan atau jenis barang yang akan diangkut.
Segala jenis petikemas tentunya memiliki beberapa penandaan, hal ini dimaksudkan agar dapat mengetahui pemilik dari petikemas dan ukuran sebuah petikemas.

B.     SARAN
Saran yang dapat diberikan mengenai pelabuhan di terminal petikemas untuk masa yang akan datang adalah sebagai berikut :
1.      Perlu diberikannya timbangan pada pintu masuk (gate in) sebagai pengukur berat petikemas yang akan memasuki terminal pelabuhan yang akan melakukan kegiatan bongkar muat.
2.      Pencetakan job order muat truck lossing belum sesuai rencana, agar perencanaan bisa mendapat informasi dari pelayaran berapa petikemas yang di muat sesuai ukuran petikemas.
3.      Perlu meningkatkan kemampuan operator dan kesiapan alat untuk meninggikan produktifitas bongkar muat petikemas.
4.      Loading list masih bersifat sementara harusnya loading list sesuai petikemas yang sudah di stack di lapangan ( CY ).
5.      Penataan petikemas agar di optimalkan khusus petikemas pelabuhan tujuan karena dalam sistem belum bisa menunjukan petikemas pelabuhan tujuan secara pasti.
6.      Aplikasi stack petikemas agar lebih real time, pihak tally yang langsung mengkonfirmasi petikemas saat stack.
7.      Kategori berat, sedang, ringan petikemas harus sesuai perencanaan.
8.      Untuk menjalin ke akraban serta ke kompakan para staf karyawan di terminal mirah perlu diadakannya Apel Pagi bagi staf karyawan serta seluruh petugas yang ada dilapangan. Selain menjalin ke kompakan dan ke akraban tujuan dilaksanakannya apel pagi adalah untuk saling berkoordinasi mengenai pekerjaan sebelum dan yang akan dilaksanakan.





                                                                                                                     
DAFTAR PUSTAKA
Gurning, Raja Oloan Saut dan Budiyanto,Eko Hariyadi.2007, Manajemen Bisnis Pelabuhan. PT. Andhika Prasetya Ekawahana : Surabaya.

Amir, MS HAL IHWAL.1986, PETIKEMAS, cetakan II, Jakarta Balai Aksara.








LAMPIRAN